jump to navigation

Fiqih Asyik Saat Pulang Kampung/balik ke kota November 26, 2009

Posted by yudhaindrawan in jamak, Pengalaman, qasar, sholat, sholat dalam perjalanan, Tausyiah.
trackback

Sebagai seorang blogger, saya adalah blogger yang buruk. Terakhir kali saya menulis tanggal 7 July 2009.

Well, selamat Idul Adha bagi yang merayakan. Semoga Qurban kita diterima oleh Allah SWT. Alhamdulillah hari raya Idul Adha bertepatan dengan hari Jumat yang artinya waktu libur kita menjadi lebih panjang. Hari ini saya akhirnya punya kesempatan juga untuk mudik ke Bogor.

Ngobrol-ngobrol soal mudik, ada hal yang cukup menarik untuk dibicarakan. travelling? tempat makan asyik di sepanjang jalan tol Cipularang? ho..ho..ho.. bukan itu. Tapi tentang masalah Sholat. jreng..jreng..jreng…

Nah, ada hal yang cukup merepotkan bagi para pemudik muslim yaitu: bagaimana cara kita sholat. Contohnya begini:

Ketika saya tiba di terminal leuwipanjang, waktu sudah menunjukkan jam 12 lebih. Artinya sudah masuk waktu sholat. Pilihannya: apakah saya harus sholat di mushola dulu dengan resiko ketinggalan bus, atau naik bus dulu dengan resiko sholatnya ga di awal waktu atau busnya ngetem selama 30 menit.

Atau saat kita sudah masuk bus yang sedang ngetem sampai akhirnya tiba waktu sholat. Apakah kita harus turun dulu dari bus untuk sholat terlebih dahulu dengan resiko busnya berangkat ketika kita sedang sholat atau tetap duduk di dalam bus sambil membaca paper tentang wimax dengan resiko busnya tetap ngetem sampai 30 menit berikutnya dan kita harus menggigit jari karena menyesal kenapa tidak sholat terlebih dahulu.

Contoh yang lain misalnya: saat kita dalam perjalanan yang sudah pasti karena saking lamanya perjalanan bakalan memotong waktu sholat. Misalnya saat kita berangkan jam 11 di leuwi panjang, jam 3 masih ada di Bekasi. Atau kita ada di jalan tol. Ga mungkin dong kita maksa si supir supaya nyuruh kita turun karena satu orang mau sholat.

Nah, ada beberapa kemudahan-kemudahan yang Tuhan berikan kepada kita terkait dengan masalah tersebut

1. Sholat sambil duduk

2. Sholat jamak qasar.

1. Sholat Sambil Duduk

Bisa dikatakan ini adalah metode yang cukup mudah dalam perjalanan. Kita tinggal duduk manis di kursi, tayamum lalu niat dan sholatlah sambil duduk. metodenya pun ga susah-susah banget. Cukup duduk, ga perlu pakai sujud, berdiri atau ruku’. Bacaannya pun sama seperti saat kita akan melakukan sholat reguler (maksudnya sholat biasa seperti yang kita lakukan, baik bacaannya maupun rakaatnya). Untuk membedakan antara bagian satu ke bagian berikutnya (dalam hal ini membedakan antara dari berdiri versi sholat duduk ke ruku’ versi sholat duduk). Kita cukup hanya mengangkat tangan persis seperti akan takbiratul ikram (gayanya sama seperti saat kita mengangkat tangan untuk memulai sholat).

jangan takut diganggu atau dianggap aneh. Bagi sang kenek atau orang yang pernah melakukan perjalanan jauh, hal tersebut sudah cukup biasa. jadi mereka ga akan mengganggu. InsyaAllah.

Perlu diingat, jangan melakukan sholat ini jika anda sedang mengendarai kendaraan.

2. Shalat Jamak

Sholat jamak-qasar ini merupakan metode kedua. Sholat ini memiliki teknik tersendiri.

Apa itu sholat jamak, sholat jamak berarti menggabungkan dua buah sholat pada waktu sholat. Misalnya, kita menggabungkan sholat Dzuhur dan Ashar dan mengerjakaannya pada waktu Dzuhur atau pada waktu Ashar. Atau misalnya mengabungkan sholat magrib dan isya pada waktu magrib atau Isya.

Perlu diingat sholat yang bisa digabung itu hanya sholat dzuhur-ashar atau magrib-isya. Dan jumlah sholatnya cuman dua. Jadi jangan coba-coba tuk menggabungkan sholat shubuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya sekaligus.

Tata cara sholat jamak adalah sebagai berikut:

Misalnya kita ingin menggabungkan sholat dzuhur dan ashar dalam waktu dzuhur.

1. Niat terlebih dahulu. Kita meniatkan untuk menjamak sholat dzuhur dengan sholat Ashar.

2. Lakukan sholat dzuhur seperti biasa

3. Setelah selesai, lanjutkan segera dengan shalat Ashar.

Hal yang sama bisa kita lakukan saat akan menjamak sholat Dzuhur dengan sholat Ashar di waktu Ashar.

bedanya pas waktu dzuhur, kita meniatkan untuk menjamak sholat dzuhur di waktu Ashar.

Syarat-syaratnya antara lain:

1. Jarak perjalanan : 80,64 Km (FYI, jarak Jakarta Bandung: 128 Km)

2. Perjalanan bukan tuk tujuan maksiat (misalnya nonton konser Hannah Montana. he..he.. just kiddin’)

3. Shalat Qasar

berbeda dengan sholat jamak, sholat Qasar berarti meringkas. Maksudnya sholat yang semula memiliki jumlah rakaat 4 bisa diringkas menjadi 2 rakaat.

Syarat2:

1. Perjalanan jauh: 80,64 Km

2. Bukan dalam perjalanan maksiat

3. Tidak bermakmum atau berjama’ah kepada orang yang tidak mengQasar sholatnya.

Sip2, itulah hal-hal yang bisa kalian lakukan ketika dalam perjalanan. Personally, saya lebih memilih shalat Jamak. Kenapa? Karena hampir semua orang yang bepergian bersama saya mengerjakan sholat ini. Kalau sholat Qasar, sepertinya tidak terlalu jauh berbeda dengan sholat reguler, hanya jumlah rakaatnya yang dipotong.

Kedua, saya aga ragu dengan status hukum sholat pertama, karena setahu saya sholat seperti itu dilakukan oleh orang yang sedang sakit atau tidak bisa berdiri. Lagi pula saya sedikit kesulitan mencari literatur mengenai sholat dengan tata cara tersebut.

Satu hal yang menjadi catatan, sholat-sholat tersebut merupakan kemudahan dari Allah, tapi jangan keenakan. Maksudnya ga semua kondisi bisa di jamak-kan atau qasar-kan. Misalnya saat kita naik kendaraan pribadi, ya sempatkanlah mampir di masjid untuk menjalankan sholat wajib secara normal. Sekalian istirahat supaya ga ngantuk dalam perjalanan.

Sip2, itu dia fiqih singkat sholat. semoga semakin menambah perbendaharaan kita mengenai fiqih. terakhir, jika ada diantara kalian yang bisa memberikan informasi tambahan yang lebih jelas, dan lebih valid, jangan sungkan untuk disampaikan yah.

sumber;

1. wikipedia.org (i’m serious)

2. http://jarambah.multiply.com/journal/item/56

3. http://www.pesantrenvirtual.com/fk/031.shtml

4. http://ramadanz.blogspot.com/2006/12/berapa-jarak-antar-kota-di-indonesia.html

Comments»

1. Firman Ahmad - November 29, 2009

Bukankah sudah sering mudik Bogor-Bandung? Kok baru mempermasalahkan tentang sholat?
Aku baru bingung ketika ke Jogjakarta naik kereta, dua waktu sholat bisa dilewat.
Saran: sholat fardhu di kendaraan harap dihindari. Silakan baca:
http://muslim.or.id/ramadhan/tips-mudik-lebaran-penuh-berkah-bag-3.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/menjamak-shalat-karena-hujan.html

2. yudhaindrawan - November 30, 2009

@ P’man, btul2. Bukan mempermasalahan, hanya berusaha menyampaikan wacana serta solusinya.
Sip2, seperti yang saya tulis,tidak direkomendasikan untuk sholat di kendaraan (sambil duduk, etc). Lebih baik di jamak atau qasar (terutama jika anda adalah supirnya)

3. aan setiawan - December 2, 2009

pa kabar yudha?
klo saya mah tiap mudik ke jatim ato ke kalsel (ortu) kadang jg bingung dg beginian.. tp kan uda dikasih rukhsah ya dimanfaatin.. Islam itu agama yang mudah gak mempersulit.. ah saya yakin banyak dari kita dah ngerti tapi pas menghadapinya jadi bingung jg.

4. morin - December 7, 2009

mmh.mm..memang kadang dilematis klo sedang dalam perjalanan, atau orang yang kerjanya selalu di jalan (contoh: seorang supir)—-kadang saya merasa seorang supir yang kerjanya hampir 18 jam sehari dan selalu berpergian ke berbagai tempat juga menjemput dan mengantar banyak orang pasti akan selalu menghadapi permasalahan waktu sholat, apalagi kalau bekerja di kota besar yang terkadang waktu sudah tidak bisa di prediksi lagi (karena macet, banjir dll)…siplah..semoga bisa jadi pelajaran untuk kita bersama…

dan semoga kita selalu dapat mengoptimalkan waktu2 berjumpa dengan sang Khalik.

5. yudhaindrawan - December 31, 2009

@ Kg Aan
Alhamdulillah baik2 saja. Stuju2 islam agama yang mudah dan memudahkan.

@ Morin
Nah, berarti untuk Om-Om supir kan mereka bisa berhenti ditengah jalan tuk Sholat. Kan mereka yang memegang kendali sama kendaraan. Tapi bingung juga tuh tuk orang yang kerjanya dilingkungan yang tak tentu.


Leave a comment